PENDAMPINGAN MASYARAKAT PADA UMKM KRIPIK SINGKONG DI PADUKUHAN WOTAWATI GUNUNG KIDUL BERSAMA MAHASISWA PASCASARJANA UNY

Program pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu point dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Point tersebut menjadi acuan bagi mahasiswa pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta dalam melakukan pendampingan masyarakat di Padukuhan Wotawati, Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta.

Tim tersebut beranggotakan enam orang mahasiswa pascasarjana pendidikan non formal yakni Marita Nursekti, Yovita Maylandari, Dini Noviana, Sri Wahayuni, Zia Zalzilah Mazfufah, Muhamad Maolan. Mahasiswa yang tergabung di dampimgi oleh Dr. Puji Yanti Fauziah, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah praktik pembelajaran kreatif dan inovatif. Mata kuliah ini merupakan bentuk praktik mahasiswa dalam menerapkan keilmuannya untuk berkreasi dalam program pengabdian masyarakat yang didukung penuh oleh Prodi Pendidikan Non Formal.

Pada awal bulan Agustus 2022 lalu, kelompok mahasiswa pascasarjana melakukan observasi pertamanya di Padukuhan Wotawati, Gunung Kidul. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani dan sebagiannya lagi telah merantau. Terdapat empat RT dalam padukuhan wotawati.  Penduduk padukuhan berjumlah sebanyak 575 orang, masyarakat yang berusia produktif berjumlah 350 orang sedangkan usia non produktif sebanyak 100 orang dan sisanya 125 orang sedang merantau.

Padukuhan Wotawati merupakan desa tersembunyi dari ramainya kota, bentuk padukuhan bagaikan batok kelapa yang terbelah dua. Jarak antara kota dengan padukuhan berjarak sekitar 2-3 jam. Ketika sampai di padukuhan wotawati hal pertama yang akan tampak yaitu susunnan bukit-bukit indah mengelilingi lokasi desa serta memiliki wisata tersembunyi yakni Goa Song Putri. Padukuhan yang terletak di bawah aliran sungai bengawan solo purba ini, selama perjalanan cukup memberikan sensasi menegangkan.

Suasana padukuhan yang menyejukkan, kemudian kehidupan masyarakat padukuhan cukup sederhana. Hal tersebut nampak dari kontruksi rumah masyarakat yang berbentuk rumah adat dan penggunaan dapur masih sangat tradisional. Akses listrik di Padukuhan Wotawati telah memadai selama 24 jam. Fasilitas pendidikan yang tersedia hanya ada non formal yakni Kelompok Bermain (KB).

Berbagai kondisi yang dialami oleh masyarakat padukuhan wotawati, mereka memiliki satu hal yang menjadi penyemangat sesama masyarakat yaitu sifat ramah, gotong royong dan keterbukaan satu sama lain. Hal tersebut dapat kami rasakan sejak pertama kali kami datang di padukuhan.  Saat melakukan observasi hingga assesment desa, masyarakat menyambut hangat kedatangan kami.      

Selama proses observasi dan assesment dilakukan selama satu bulan penuh, sehingga kami dapat mengidentifikasi masalah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Padukuhan wotawati memiliki potensi singkong yang berlimpah, bahkan masyarakat memiliki produk lokal yakni kripik singkong. Produk kripik singkong ini telah di kelola oleh kelompok ibu-ibu minggu pahing. Minimnya pengetahuan mengenai branding produk UMKM menyebabkan produk desa terhambat seperti promosi, penjualan dan kemasan inovatif tidak berjalan sepenuhnya.

Selain isu terkait branding produk, kelompok minggu pahing juga dihadapkan dengan masalah manajemen organisasi yang tidak tertata. Sistem tersebut hanya mengoptimalkan sumber daya alam tanpa memperhatikan sumber daya manusia, kelembagaan dan teknologi dalam mengembangkan produk UMKM berkelanjutan. 

“Program pendampingan ini bertujuan guna mendorong partisipasi masyarakat untuk lebih dapat mengelola dan memanfaatkan SDM dalam pengembangan UMKM desa,” papar mahasiswa pascasarjana PNF

Melihat kondisi tersebut, tim berupaya memberdayakan masyarakat desa dengan melakukan pendampingan UMKM desa. Program yang dijalanlan meliputi sosialisasi kemasan branding inovatif produk dan sosialisasi desain merk produk UMKM. Terakhir merupakan sub program meningkatkan kualitas kelompok minggu pahing dan karang taruna dengan adanya pelatihan desain media sosial, pelatihan pengelolaan akun marketplace, pelatihan manajemen organisasi dan pelatihan mitra kelembagaan.

Kegiatan pertama pendampingan diadakan sosialisasi mengenai kemasan branding inovatif produk yang dilaksanakan pada tanggal 9-10 September 202, penanggung jawab kegiatan ini yaitu Zia Zalzilah. Hari pertama kegiatan yang kami lakukan adalah rembuk padukuhan bersama dengan perwakilan setiap RT dan ibu-ibu dari kelompok minggu pahing untuk mendiskusikan rencana kegiatan yang akan berjalan kedepannya.Diskusi ini tidak semata-mata berjalan secara mulus, namun mengalami penolakan dan perselisihan diantara mereka. Beberapa perwakilan RT dan perwakilan kelompok minggu pahing, masih belum ada penerimaan kegiatan pendampingan ini. Mereka menganggap kegiatan ini tidak akan mempengaruhi hasil penjualan produk UMKM, sehingga partisipasi masyarakat belum sepenuhnya muncul.  Pendekatan terus kami lakukan sejak saat observasi hingga pertemuan ke lima kalinya agar mendapatkan simpati masyarakat. Hingga muncul beberapa partisipasi masyarakat untuk belajar hal baru bersama dengan kami.

Setelah melalui perdebatan cukup panjang yang memakan waktu hingga larut malam, akhirnya memperoleh kesepakatan bersama. Hari berikutnya kegiatan sosialisasi dapat dilakukan bersama kelompok ibu-ibu minggu pahing. Materi yang disampaikan meliputi bagaimana cara pengemasan produk yang baik sehingga dapat menarik minat beli calon konsumen dan bagaimana cara memasarkan produk melalui marketplace. Sosialisasi ini didampingi oleh Tim dengan pemantauan berkelanjutan melalui kegiatan sosialisasi berikutnya.

”Sosialisasi ini diharapkan kelompok minggu pahing mendapatkan pengetahuan bagaimana cara pengemasan produk yang baik dan cara memasarkan produk kripik melalui marketplace, terlebih adanya peningkatan jumlah penjualan,” ujar Zia Zalzilah.

Keberlanjutan program diadakannya sosialisasi kembali kepada kelompok mingu pahing mengenai desain merk produk UMKM yang dilaksanakan tanggal 23-25 September 2022. Penanggung jawab dari kegiatan ini yaitu Yovita Maylandari, ia memaparkan materi mengenai mengembangkan brand, pentingnya penggunaan labeling pada produk dan manfaat penggunaan aplikasi canva untuk stiker kemasan.

“Biasanya hasil produksi memang dijual murah karena kualitas produk tidak menarik. Adanya sosialisasi ini jadi paham saya kalau label itu bisa meningkatkan daya tarik konsumen” ujar Ibu Suratmi peserta sosialisasi

Tim pascasarjana melanjutkan pendampingan masyarakat dengan pembuatan akun media sosial dengan tujuan branding padukuhan dan sarana pemasaran secara digital pada tanggal 1-2 Oktober 2022. Penanggung jawab pelatihan desain media sosial sebagai promosi yakni Sri Wahayuni. Pembuatan media sosial didampingi secara langsung dan menyasar karang taruna padukuhan wotawati yang akan mengelola akun media sosial meliputi instagram, facebook, dan shoppee. Materi pelatihan memuat mengenai tips and trick digital marketing, analisis SWOT, penulisan caption, dan cara mengembangkan content marketing yang menarik.

”Hasil produksi biasanya akan dijual dilingkungan sekitar dengan harga murah, adanya pelatihan desain media sosial sebagai promosi produk ini, akan memberikan celah baru bagi karang taruna untuk membantu memasarkan kripik singkong mereka,”ujar Sri Wahayuni.

“Biasanya masyarakat jarang menggunakan media sosial, palingan ya hanya whatsapp. Anak muda juga jarang yang punya Instagram atau facebook dan bukan pengguna aktif. Dari pelatihan ini, karang taruna jadi lebih tau cara memasarkan melalui konten-konten menarik di media sosial,” ujar Pak Kepala Dusun.

Tidak berhenti itu saja, guna meningkatkan penggunaan internet bagi masyarakat guna manfaatkan marketplace untuk berjualan online menjadi suatu pilihan yang efektif dan tepat. Salah satu marketplace terbesar di Indonesia adalah Shopee, tim mahasiswa pascasarjana melanjutkan kegiatan sebelumnya dengan pelatihan pengelolaan akun marketplace. Penanggung jawab kegiatan tersebut adalah Dini Noviana.  Kegiatan dilaksanakan tanggal 14-16 Sepetember 2022.

UMKM Wotawati dilatih untuk mengembangkan penjualannya melalui shopee. Peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah perwakilan anggota karang taruna setempat berjumlah 7orang. “Hasil dari pelatihan ini, diharapkan karangtaruna dapat mengelola akun shopee untuk menawarkan produk jualan di luar padukuhan,”ujar Dini NovianaDalam proses pelatihan ini sempat mengalami kendala, seperti jaringan yang kurang stabil dan keterbatasan pengetahuan pemuda karang taruna mengenai marketplace. Namun, ternyata kendala tersebut tidak menyurutkan semangat pemuda Wotawati dalam mempelajari Shopee. Hasil produk dijualkan secara online melalui marketplace shopee dengan sistem pre-order untuk memaksimalkan produksi dan mencegah kerugian karena kripik singkong termasuk tidak dapat bertahan lama.

Terhitung empat bulan terakhir dari masa observasi pada bulan agustus lalu, kemudian dilanjutkan bulan Sepetmber sampai November melaksanakan praktik. Kegiatan yang telah berjalan memiliki dampak positif bagi masyarakat. Partisipasi masyarakat mulai muncul keseluruhan karena adanya pendampingan yang dilakukan secara berkala hingga satu semester. Kemasan kripik singkong lama sebelumnya memperoleh 1 kilo kripik dihargai dengan 20 ribu. Kelompok minggu pahing menggunakan kemasan inovatif yaitu Ziplock dengan tiga kategori kemasan yaitu kecil, sedang dan besar. Masing-masing kemasan apabila dikemas dari kemasan lama memperoleh 20 bungkus kemasan kecil, jika kemasan sedang mendapatkan 15 bungkus dan apabila menggunakan kemasan besar terdapat 3 bungkus. Ukuran kemasan juga memiliki harga yang berbeda-beda mulai dari harga 5 ribu sampai 20 ribu. 

Surplus produksi kripik meningkat karena kemasan inovatif yang digunakan, hasil penjualan pada bulan oktober mencapai 50 bungkus kripik dari kemasan kecil hingga besar. Namun demikian, masih ada kesulitan yang dihadapi masyarakat yaitu pengelola UMKM tersebut masih bersifat sukarela dan belum memiliki pengelola yang tetap. Hasil analisis yang didapatkan potensi produk UMKM padukuhan wotawati dapat menjadi pelopor perkembangan UMKM padukuhan sekitarnya di Kelurahan Girisubo Pucung, sehingga membutuhkan manajemen organisasi yang dapat mengelola dengan baik.

Tim Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Non Formal memberikan pelatihan manajemen organisasi sekaligus membentuk struktur pengelolaan sehingga proses produksi dan pemasaran dapat terorganisir dengan baik. Penanggung jawab kegiatan Muhammad Maolan dan dilaksanakan pada tanggal 5-6 November 2022. Sebanyak 30 orang dari Kelompok Ibu-Ibu Minggu Pahing dan Karang Taruna Desa Wotawati mengikuti kegiatan tersebut.

Materi pelatihan disampaikan mengenai elemen dasar organisasi, pengembangan organisasi, perencanaan program, keuangan dan monitoring evaluasi. Hasil pelatihan ini adanya bentukan susunan pengelola yang terdiri dari Ketuaa dan Wakil Ketua Kolmpok, Sie Bidang Keuangan, Sie Bidang Pembukuan, Sie Bidang Media Sosial dan Pemasaran, dan Sie Bidang Onlineshop.

“Ya, sebelumnya kan yang ngurus penjualan ini saya sendiri mas memang kewalahan kemarin karena alhamdulillah banyak yang pesan. Tapi karena sebelumnya gak di berikan materi pengelolaan organisasi jadi sukarela aja yang bantu saya. Adanya pelatihan ini, jadi lebih teratur saya, jadi ibu-ibu punya tanggung jawab masing-masing,” ujar Kepala Dusun.

Pada hari yang sama, peserta pelatihan tidak hanya diberikan mengenai manajemen organisasi saja tetapi juga pelatihan mengenai mitra kelembagaan yang dilaksanakan sekaligus. Penanggung jawab pelatihan dilakukan oleh Marita NurS, materi yang disampaikan mengenai dasar-dasar kewirausahaan, legalitas usaha yang dibutuhkan, dan strandar kualitas produk.

“Karena produk sudah cukup berjalan di pasaran online, maka langkah selanjutnya dapat di tindaklanjuti mengenai mitra kelembagaan untuk dapat memperoleh BPOM dan masyarakat dapat memahami kualiatas produk itu juga bagian dari branding produk,” ujar Marita NurS.

Hasil nyata dari program pemberdayaan ini, dirasakan oleh masyarakat setempat salah satunya Kepala Padukuhan yang merasa terbantu. Ia menjelaskan bahwa sebelumnya kelompok minggu pahing berjalan seadanya tanpa adanya target terstruktur. Kegiatan yang dilakukan hanya sebatas kumpul-kumpul tanpa ada diskusi mengenai hasil produk UMKM, harga produk sebelumnya terjual murah ataupun produksi berhenti oprasi tidak terbahas secara detail dan kebayakan stuck tanpa solusi jelas.

Setelah berjalannya pendampingan, masalah terkait pengembang UMKM kripik singkong maupun kelembagaan yang ada juga sedikit demi sedikit teratasi dan berdampak secara langsung terhadap partisipasi masyarakat. Awal kegiatan partisipasi masyarakat hanya sedikit, dan mengalami banyak penolakan namun setelah melihat hasil produksi termotivasi untuk menginovasi produk-produk lokal yang dimiliki selain kripik singkong.

”Terimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa pascasarjana atas ilmu yang telah dibagikan dan memberikan tenaganya untuk memajukan kelompok minggu pahing dan karang taruna. Semoga kita dapat membangun kekeluargaan ini lebih kuat lagi,” terang Kepala Padukuhan.

Kedepan program ini diharapkan mampu memberdayakan masyarakat desa, memberikan pengetahuan mengenai pengembangan potensi lokal untuk regenerasi dari usia non produktif ke usia produktif. Selain itu, pembelakan skill penunjang dalam mendukung kegiatan kelompok ibu-ibu dan karang taruna yang adaptif dan berkelanjutan.