- plsfip@uny.ac.id atau plsfipuny@gmail.com
- http://pls.fip.uny.ac.id
- @jurplsfipuny
- facebook.com/plsfip.uny
- Bahasa Indonesia
- English
Kamis (31/6/22) Prodi Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan kerjasama dengan Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BBPPM) DIY yang dilaksanakan dalam bentuk talkshow berjudul Angkringan The Series “RPL Program Pendidikan Formal Bagi Penggiat Desa” melalui platform zoom dan live youtube. Narasumber dari acara tersebut adalah Bapak Dr. Entoh Tohani, M.Pd. dari pihak PLS UNY dan Ibu Yulia Aryani, Sp.MAP dari pihak BBPPM DIY dengan moderator Bapak M. Heri Saluku, SE. MM.
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) atau Recognition of Prior Learning (RPL) adalah proses pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang dicapai sebelumnya baik melalui pendidikan formal, non-formal, informal atau pelatihan-pelatihan terkait dengan pekerjaannya maupun dilakukan secara otodidak melalui pengalaman hidupnya. Pengakuan atas capaian pembelajaran ini dimaksudkan untuk menempatkan seseorang pada jenjang kualifikasi yang sesuai.
Dalam penyampaian materinya Bapak Entoh menjelaskan bahwa “Program RPL baik S1 maupun S2 PLS ini diperuntukkan untuk para penggiat desa yaitu perangkat desa untuk memenuhi jenjang pendidikan mereka serta memberikan ilmu pengetahuan yakni teori dan praktik yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat”, jelasnya.
Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa, “Peluang karir bagi lulusan PLS antara lain sebagai pemong belajar, fasilitator pemberdayaan masyarakat, pelatih, penyuluh, widyaiswara, pendamping pemberdayaan masyarakat desa”, terangnya.
Acara tersebut dilanjutkan oleh pemaparan materi kedua oleh Ibu Yulia. Beliau menyampaikan bahwa, “Program RPL ini sangat bagus dan mempermudah teman-teman PSM meningkatkan kompetensi jenjang pendidikannya karena waktu studinya relatif lebih cepat dan kegiatan fungsional yang telah dilakukan dalam bentuk pengabdian masyarakat misalnya sebagai fasilitator, pamong, widyaiswara dan sebagainya itu dapat direkognisi dan diakui sebagai prasyarat untuk dinilai selama menempuh studi RPL”, terangnya.
Disamping itu beliau juga menjelaskan bahwa, “Dengan meningkatnya kompetensi jenjang pendidikan teman-teman PSM nantinya akan membantu mempermudah kenaikan angka kredit pada golongan masing-masing, sehingga kuliah RPL itu perlu dan penting untuk dilaksanakan”, jelasnya.
Harapannya kerjasama ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan untuk dapat membantu para penggiat desa dalam meningkatkan kompetensi mereka, sehingga mampu memberdayakan desa menjadi lebih baik. (Adn, 1/7/22)
Copyright © 2024,